“Untuk meningkatkan daya saing industri logam dasar, Direktorat Jenderal ILMATE menjalankan program hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) logam dengan mendorong hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah yang akan membangun ekosistem industri dalam negeri yang terintegrasi dan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia,” ungkap Arifin.
Arifin menambahkan, pertumbuhan terbesar kedua untuk subsektor ILMATE pada kuartal II-2022, yaitu pada industri mesin dan perlengkapan sebesar 11,22% yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan untuk komoditas alat berat akibat menggeliatnya bisnis pada sektor pertambangan dan penggalian.
Berikutnya, pertumbuhan terbesar disusul oleh sektor industri alat angkutan yang mencapai 7,35% yoy. Kemenperin terus memberikan dukungan terhadap pertumbuhan dan ekspansi sektor industri otomotif melalui berbagai upaya, seperti Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
“Sektor industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik juga tumbuh positif dengan angka 0,26% yoy,” imbuhnya.
Pada perdagangan Januari-Juni 2022, nilai ekspor komoditas elektronika mencapai USD 4,17 miliar. Menurut Arifin, Indonesia memiliki kekuatan sebagai pasar produk jadi elektronika dan memiliki SDA dalam pembuatan produk elektronik. Kekuatan ini perlu dioptimalkan melalui ketersediaan tenaga ahli dalam merakit produk elektronik dan peningkatan investasi industri elektronik.