sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pekerja Sektor Energi di Dunia Tumbuh 3,8 Persen pada 2023 jadi 68 Juta Orang

Economics editor Ahmad Islamy
13/11/2024 21:00 WIB
Jumlah pekerjaan di sektor energi global mencapai 68 juta pada 2023, naik 3,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Lapangan pekerjaan di sektor energi tumbuh 3,8 persen tahun ini. (Foto: Arsip)
Lapangan pekerjaan di sektor energi tumbuh 3,8 persen tahun ini. (Foto: Arsip)

IDXChannel – Jumlah pekerjaan di sektor energi global mencapai 68 juta pada 2023, naik 3,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu terungkap dalam laporan terbaru Badan Energi Internasional (IEA).

Laporan itu mengatakan, pekerja di sektor energi telah bertambah sebanyak 2,5 juta orang di seluruh dunia pada 2023. Peningkatan itu didorong oleh gelombang investasi dalam teknologi manufaktur yang ramah lingkungan. 

IEA merilis studi tersebut pada saat para pemimpin internasional berkumpul di Baku, Azerbaijan, untuk COP29, pekan ini. Pertemuan yang akan berlangsung hingga Jumat (22/11/2024) pekan depan itu bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan energi baru dan terbarukan (EBT) secara global guna mengatasi tantangan iklim. 

Selama upacara pembukaan COP29 pada Senin (11/11/2024) lalu, Sekretaris Eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, Simon Stiell, menyebut ada pertumbuhan menggembirakan di sektor energi terbarukan. Dia juga mengatakan bahwa investasi infrastruktur energi bersih diperkirakan mencapai USD2 triliun pada 2024, hampir dua kali lipat dari bahan bakar fosil.

“Sektor energi global telah menjadi mesin pertumbuhan lapangan kerja yang kuat di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir, dan seiring dengan terus bertransformasi dan berkembangnya sistem energi, meningkatnya permintaan akan pekerja energi yang terampil adalah hal yang lumrah,” kata Direktur Keberlanjutan, Teknologi, dan Prospek IEA, Laura Cozzi. 

Menurut IEA, lapangan kerja di sektor energi bersih meningkat sebanyak 1,5 juta tahun lalu dan menyumbang sebanyak 10 persen terhadap pertumbuhan lapangan kerja secara keseluruhan di pasar-pasar utama untuk teknologi bersih. 

Laporan itu mengungkapkan, industri tenaga surya fotovoltaik menambah lebih dari 500.000 lapangan pekerjaan baru. Sementara lapangan pekerjaan di bidang manufaktur kendaraan listrik dan baterai tumbuh sebanyak 410.000 pekerja karena penjualan produknya mencapai hampir 20 persen dari pasar mobil global.

Meskipun beberapa produsen turbin angin melakukan PHK karena meningkatnya biaya yang menyebabkan proyek lepas pantai berjalan lebih lambat dari yang diantisipasi, total lapangan kerja di sektor itu masih meningkat karena jumlah rekor proyek baru memasuki tahap konstruksi. 

IEA mengatakan, pekerjaan di sektor pasokan minyak dan gas meningkat sekitar 3 persen, atau 600.000 pekerja pada 2023. Sementara lapangan kerja batu bara global turun untuk tahun ketiga berturut-turut, menurun sekitar 1 persen tahun ke tahun (yoy). 

“Pekerjaan di sektor batu bara global mengalami penurunan baik dari segi pasokan maupun daya (pembangkit), sebagian besar disebabkan oleh peningkatan produktivitas pertambangan yang berkelanjutan dan perlambatan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru dibandingkan dengan titik tertinggi dalam satu dekade terakhir,” bunyi laporan tersebut. 

Adapun pekerjaan di bidang manufaktur kendaraan bermesin pembakaran internal meningkat sebanyak 440.000 pekerja, melampaui penambahan pekerjaan di bidang EV. 

Di China, energi bersih menyumbang lebih dari 90 persen pertumbuhan lapangan kerja energi. Sementara bahan bakar fosil menyumbang 80 persen pertumbuhan tenaga kerja sektor energi di Timur Tengah.

Analisis tersebut juga menyatakan bahwa pertumbuhan lapangan kerja di sektor energi dipimpin oleh sektor manufaktur. Fenomena tersebut berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang umumnya dipimpin oleh sektor konstruksi dan instalasi. 

“Hal ini sebagian besar mencerminkan kenaikan 70 persen dalam investasi manufaktur energi bersih pada 2023 menjadi USD200 miliar karena perusahaan menanggapi meningkatnya permintaan akan teknologi energi bersih dan kebijakan baru,” kata IEA.

(Ahmad Islamy Jamil)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement