IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, industri otomotif Indonesia bisa masuk lima besar dunia. Wakil Presiden Direktur PT PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam sepakat dengan hal itu.
"Bisa. Sangat bisa karena kan masyarakat kita lagi bonus demografi. Jadi tumbuh terus konsumsinya. Jadi sebenarnya potensi market-nya tuh sangat ada," kata Bob di ICE BSD City, Tangerang, Kamis (10/8/2023).
Bob menjelaskan bahwa Indonesia akan mengalami puncak demografi pada 2030, di mana 70% angkatan kerja di bawah umur 30 tahun. Hal itu juga didorong dengan income per kapita yang tumbuh.
Meski begitu, menurutya, ada hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah, mulai dari eksositem hingga pajak.
"Dan terakhir menurut saya ekosistemnya, nah harus dievaluasi, jangan sampai terlalu tinggi pajaknya, (nanti) menjadi enggak berkembang market kita," tutur dia.
Bob menceritakan bahwa saat pemerintah mengeluarkan kebijakan PPnBM untuk industri otomotif yang membuat penjualan meningkat, hal ini yang harus dibicarakan kembali dengan pemerintah.
"Misalnya, contoh kita selalu dibandingkan dengan Thailand kan, pernah enggak kita bandingin pajaknya?" ucapnya.
"Jadi pengalaman kita waktu Covid itu kan pemerintah kasih PPnBM kan. Itu market langsung naik. Nah kemudian pajak yang kita bayarkan ke pemerintah bukan turun malah naik," imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa relaksasi pajak yang dikeluarkan pemerintah tidak berujung pada penurunan pandapatan negara. Namun, relaksasi itu justru meningkatkan pendapatan negara.
"Jadi waktu dikasih relaksasi bayangan orang kan pendapatan pemerintah turun, tapi naik karena volumenya naik karena pajak yang kita bayar banyak, ada PPN, PPNnBM, ada bea balik nama," kata dia.
"Yang direlaksasi pemerintah kan cuma PPnBM, tapi yang lain tetap diterima. Jadi, enggak selalu pengurangan pajak itu diikuti dengan pengurangan income pemerintah," sambungnya. (RNA)