"Kenaikan produksi penumpang kapal penyeberangan tidak terlepas dari transformasi termasuk digitalisasi layanan yang secara berkelanjutan dijalankan perusahaan. ASDP telah melayani 7,6 juta atau naik 73 persen dari 4,4 juta penumpang tahun 2021," ungkap Shelvy.
Ditambahkannya, peningkatan jumlah penumpang juga disebabkan ketersediaan prasarana dan sarana berupa kapal, dermaga, dan pelabuhan yang memadai, serta sumber daya manusia (SDM), yang unggul dan selalu berupaya memberikan layanan terbaik kepada para pengguna jasa.
Selain itu, kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan dengan operating ratio 66,89 persen lebih rendah dibanding 2021 sebesar 72,05 persen.
Selanjutnya, posisi BOPO 2022 sebesar 86,06 persen lebih rendah dibanding 2021 sebesar 91,51 persen, di mana hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha.
Berdasarkan serangkaian catatan tersebut, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ASDP menyetorkan dividen perusahaan sekitar Rp101 miliar kepada negara, sebagai pemegang saham perusahaan.