Keribetan tersebut, Tuhu menjelaskan, memang sengaja dilakukan oleh pemerintah negara-negara Eropa demi melindungi kelangsungan bisnis produk lokal mereka.
Pasalnya, warga negara dari negara-negara tersebut kini lebih banyak lansia, sehingga dari segi tingkat konsumsi produk juga otomatis jadi lebih rendah.
Sehingga, produk lokal dari negara tersebut terpaksa harus berebut pasar yang semakin sempit tersebut dengan produk-produk impor, termasuk dari Indonesia.
Sebaliknya, negara-negara di Asia dan Afrika saat ini cenderung didominasi oleh warga negara berusia muda, sehingga tingkat pembelian produknya juga jauh lebih tinggi.
Artinya, mereka tidak lagi takut bersaing dengan produk impor, dan justru membutuhkan pasokan produk yang secara volume sulit untuk mereka cukupi dengan hanya mengandalkan produk lokal.