Warga Kayutangan Edi Hermanto menyatakan, ia masih mengingat betul bagaimana kawasan perkampungan Kayutangan yang masuk di Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang, belum tertata secara bagus baik dari sisi jalan maupun fasilitas lainnya.
Tapi perlahan ketika ada peremajaan kawasan Kayutangan darı Kementerian PUPR, wajah Kayutangan berubah, dari sisi jalan kampung, hingga infrastruktur lainnya.
"Di dalam ini ya benar-benar seperti kampung biasa, padat penduduk. Dulu toko-toko di depan (koridor, red) itu sore sudah banyak yang tutup, kalau malam ya sepi. Jadi ramai belakangan ini setelah mulai pembangunan,” kata Edi, dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Kini jalan-jalan setapak di dalam kampung dibuat estetik dan ditambahkan beberapa spot foto Instagramable, bahkan sampai ke dalam kawasan kampung. Dampaknya pun luar biasa, sampai-sampainya Kampung Kayutantangan kerap dikunjungi wisatawan.
"Di dalam kampung juga ada banyak spot-spot rumah heritage, ada wisata religi Mbah Honggo, di sungai situ itu, banyak. Istri saya saja sampai berjualan kue Ontbijtkoek (kue khas Belanda),” tuturnya.
Sementara itu, Ketua RT 7 RW 2 Kelurahan Kauman Robert Asi Santoso menyatakan, perkembangan pembangunan di kampung Kayutangan selama ini cukup signifikan. Saat ini disebutnya kondisinya jauh lebih ramai dibandingkan dahulu, meski kawasan kampung dan pertokoan sudah ada sejak lama. Tapi di dalam kampungnya justru sepi.
"Dulu memang dikenal pertokoan semua, ada macam-macam toko juga, ada depot, toko kacamata, istilahnya yang paling lengkap itu ya di Kayutangan sama Pecinan. Cuma kondisi saat itu, ramainya lebih di daerah Mitra sana (sekarang Matahari), (di dalam kampungnya) di sini sepi,” ujar Asi, sapaan akrabnya.
Menurut Asi, pada sekitar tahun 1990-an, barulah kemudian mulai bermunculan usaha perbankan dan disusul kemudian dealer kendaraan. Sekitar 2000 mulai ramai meski belum terlalu terlihat ada wisatawan.
Kebanyakan wisatawan kalau ke Kayutangan ya ke Toko Oen. Kalau disini wisatawan baru benar-benar kelihatan ketika sudah dibangun wisata heritage ini,” kata dia.
Kini lambat laut tiap malam kampung Kayutangan yang dahulunya sepi mulai meriah. Hal ini sangat menguntungkan baginya karena dirinya juga membuka usaha toko sejak lama, termasuk beberapa warga sekitar yang ekonominya terangkat sejak ada kunjungan wisatawan di kampung Kayutangan.
“Di sini ya jadi penuh, apalagi kalau ada acara. Kapan hari itu ditutup jalannya, ya jadi ramai. Di depan situ juga tiap malam selalu ada pertunjukan live musik, ramai sekali," ujarnya.
Menurutnya, wisatawan yang berkunjung biasanya menyempatkan masuk ke dalam kawasan kampung, tak hanya berjalan-jalan di sekitar Jalan Basuki Rahmad saja. Beberapa pusat keramaian seperti kedai kopi hingga kuliner juga tersebar di dalam kawasan kampung sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan
“Kebanyakan wisatawan lokal yang kesini, tapi saya lihat beberapa sudah kelihatan terus ada wisatawan luar (mancanegara),” tutur dia.
Penerima manfaat dari penataan kawasan tersebut sebanyak 2.562 Kepala Keluarga (KK) terdiri dari Kawasan Polehan sebanyak 1.909 KK, Kawasan Kauman sebanyak 561 KK, dan Koridor Basuki Rahmat sebanyak 92 KK.
(Febrina Ratna)