Namun, yang perlu menajdi perhatian pemerintah adalah insentif masyarakat saat melakukan konversi. Saat ini, Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kologram masih disubsidi dan ini akan membuat daya tarik masyarakat berpindah ke kompor listrik menjadi rendah.
"20 persen sepertinya terlalu optimis. Tergantung asumsi, dan di beberapa perhitungan sekitar 10-15 persen lebih hemat biaya pakai kompor listrik dibandingkan pakai LPG," kata dia.
Pada aspek makro, Fabby tak menafikan bahwa program penggunaan 1 juta kompor listrik mampu meningkatkan konsumsi listrik PLN. Dengan begitu, harapan untuk menekan impor LPG dan mewujudkan ketahanan energi dalam negeri bisa terlaksana.
"Untuk kompor induksi, program ini diharapkan bisa meningkatkan konsumsi listrik PLN, dan kedua, diharapkan kalau berhasil bisa menurunkan kebutuhan LPG sehingga impor LPG bisa berkurang," tutur dia. (TYO)