sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pemerintah Percepat Bauran Energi Terbarukan Lewat Pembangkit Nuklir hingga 2034

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
10/10/2025 16:28 WIB
Pemerintah menargetkan kapasitas pembangkit listrik pada 2034 akan disuplai dari energi terbarukan.
Pemerintah Percepat Bauran Energi Terbarukan Lewat Pembangkit Nuklir hingga 2034 (Foto: iNews Media Group)
Pemerintah Percepat Bauran Energi Terbarukan Lewat Pembangkit Nuklir hingga 2034 (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Pemerintah menargetkan kapasitas pembangkit listrik pada 2034 akan disuplai dari energi terbarukan. Saat ini, target tersebut sudah mencapai 76 persen.

Menteri Investasi dan Industri Hilir, Rosan Roeslani mengatakan, bauran energi terbarukan yang disusun pemerintah akan didapatkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir, serta sistem penyimpanan energi (storage).

"Sampai 2034 di RUPTL, 76 persen kapasitas pembangkit listrik didapatkan dari energi terbarukan, termasuk energi nuklir dan sistem penyimpanan energi (storage)," ujarnya dalam acara International Sustainability Forum (ISF) 2025 di JCC Senayan, Jumat (10/10/2025).

Rosan mengungkapkan, potensi energi terbarukan Indonesia mencapai sekitar 3.700 gigawatt (GW). Namun kapasitas terpasang saat ini baru 15,1 GW, atau kurang dari satu persen dari total potensi nasional. 

Dia menilai, ketimpangan antara potensi dan realisasi menunjukkan masih besarnya peluang investasi di sektor energi hijau Indonesia.

"Potensi energi terbarukan kita berasal dari tenaga surya, hidro, angin, panas bumi, hingga pasang surut laut. Namun, yang sudah terpasang saat ini baru 15,1 gigawatt, kurang dari satu persen dari total potensi," kata Rosan.

Menurutnya, kondisi ini menjadi dasar bagi pemerintah untuk mempercepat transisi energi menuju net zero emission paling lambat pada tahun 2060, bahkan berupaya lebih ambisius mencapai target itu pada 2050 sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Dia memastikan, pemerintah sembari terus memperbaiki kepastian hukum, mempercepat perizinan, serta meningkatkan iklim investasi di sektor energi dan industri hijau. Langkah ini diharapkan mampu menarik lebih banyak investor untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur energi bersih di Tanah Air.

"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Untuk mewujudkan komitmen ini, Indonesia membuka peluang kerja sama dengan mitra lokal maupun global," katanya.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement