Pencapaian ini, kata Sri Mulyani, tak terlepas dari pengelolaan fiskal yang sangat hati-hati oleh pemerintah, khususnya sejak pandemi meradang.
"Ini adalah dampak dari kehati-hatian kita jaga APBN bertahun-tahun ini," ujar Sri Mulyani.
Secara rinci, pembiayaan utang terutama bersumber dari penerbitan surat berharga negara (SBN) yang mencapai Rp141,6 triliun. Nilai ini setara 21,3 persen terhadap APBN dan mengalami penurunan 2 persen (yoy).
Di sisi lain, realisasi pembiayaan non utang mencapai Rp47,6 triliun. Angka ini setara dengan 37,9 persen dari pagu anggaran dalam APBN 2024 sebesar Rp125,3 triliun.
(NIA)