“Uang yang disimpan di Bank, oleh Banknya bukan untuk disalurkan ke kredit tetapi untuk membeli surat hutang pemerintah,” sambungnya.
Di masa pandemi, ia menuturkan Bank justru lebih banyak menempatkan dananya di surat utang milik negara, ketimbang menyalurkan kredit untuk membantu UMKM.
Hal tersebut telihat dari banyaknya surat utang negara yang dibeli oleh Bank pada Maret 2021 mencapai 37,9 persen. Sementara pembelian pada Maret 2020 lalu, hanya mencapai 26,9 persen.
“Bank ini bukannya membantu UMKM dengan memberi kredit dan sebagainya. Tapi uangnya dibelikan surat hutang pemerintah sehingga sekarang pembeli terbanyak dari surat hutang pemerintah itu adalah Bank sebanyak 38 persen. Padahal saat awal pandemi, Bank hanya membeli surat hutang sebanyak 30 persen,” terang dia.
Sementara itu, ia juga menyampaikan bahwa pemerintah masih belum stabil dalam menangani pandemi. Hal itu tercermin dari kebijakan yang terus berubah silih berganti.