IDXChannel - Raksasa e-commerce China, Alibaba, melaporkan pendapatan 247,80 miliar yuan (USD34,97 miliar) pada kuartal kedua 2025. Angka tersebut melewati perkiraan analis yang memperkirakan 242,65 miliar yuan, menurut data yang dihimpun LSEG.
Saham Alibaba yang terdaftar di AS naik 4 persen dalam perdagangan pra-pasar.
Laporan pendapatan Alibaba muncul di tengah ketatnya persaingan di sektor ritel instan di China, yang oleh Alibaba disebut sebagai quick commerce. Para pemain besar menggelontorkan miliaran untuk layanan pengiriman satu jam demi merebut pangsa pasar.
Pada saat yang sama, Alibaba telah berinvestasi besar dalam kecerdasan buatan (AI), menjadikannya salah satu pemimpin di China dalam bidang tersebut.
“Kami telah memasuki fase investasi untuk membangun nilai strategis jangka panjang dalam teknologi dan infrastruktur AI, serta platform konsumsi yang mengintegrasikan layanan kebutuhan sehari-hari dan e-commerce,” kata CEO Alibaba Group Eddie Wu, dilansir Investing, Selasa (25/11/2025).
Meski begitu, laba bersih Alibaba turun 53 persen menjadi 20,61 miliar yuan, meskipun angka itu masih lebih tinggi dari perkiraan analis.
Perang harga ritel instan, yang dipicu diskon agresif dan subsidi dari Alibaba, JD.com, dan Meituan, telah menyebabkan "bakar uang" besar-besaran. Analis Nomura memperkirakan bakar uang lebih dari USD4 miliar di seluruh industri hanya pada kuartal kedua, sehingga menimbulkan kekhawatiran investor mengenai margin.
Alibaba memang tidak “membakar uang” sebesar kompetitornya dalam perang harga ritel instan, tetapi mereka tetap optimistis bahwa bisnis ritel instan (quick commerce), yaitu layanan belanja dengan pengiriman sekitar 1 jam akan menjadi sumber pertumbuhan besar di masa depan.
(NIA DEVIYANA)