Meski begitu, laba bersih Alibaba turun 53 persen menjadi 20,61 miliar yuan, meskipun angka itu masih lebih tinggi dari perkiraan analis.
Perang harga ritel instan, yang dipicu diskon agresif dan subsidi dari Alibaba, JD.com, dan Meituan, telah menyebabkan "bakar uang" besar-besaran. Analis Nomura memperkirakan bakar uang lebih dari USD4 miliar di seluruh industri hanya pada kuartal kedua, sehingga menimbulkan kekhawatiran investor mengenai margin.
Alibaba memang tidak “membakar uang” sebesar kompetitornya dalam perang harga ritel instan, tetapi mereka tetap optimistis bahwa bisnis ritel instan (quick commerce), yaitu layanan belanja dengan pengiriman sekitar 1 jam akan menjadi sumber pertumbuhan besar di masa depan.
(NIA DEVIYANA)