Penerimaan cukai hasil tembakau hingga Agustus 2023 mencapai Rp126,8 triliun, turun 5,8% yoy karena produksi kumulatif sampai dengan Juni yang turun 5,7% yoy dan tarif rata-rata tertimbang hanya naik 1,9% dari yang seharusnya 10%.
"Ini karena adanya penurunan produksi SKM dan SPM golongan 1 atau tarif tinggi," tambah Sri.
Sementara itu, penerimaan bea keluar mencapai Rp6.8 triliun, turun 80,3%. Bea keluar produk sawit turun hingga 82% yoy dipengaruhi oleh harga CPO yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu dan kebijakan flush out pada 2022.
"Bea keluar tembaga turun hingga 70% yoy, dipengaruhi turunnya volume ekspor tembaga hingga 14,1% yoy," pungkas Sri. (NIA)