IDXChannel - Struktur pengurus Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) telah resmi diumumkan pada Senin (24/3/2025). Sederet nama beken bercokol di dalamnya.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyambut positif masuknya nama-nama beken termasuk Jeffrey Sachs sebagai Dewan Penasihat Danantara. Namun, ada beberapa catatan yang dia berikan.
Menurutnya, meskipun dengan masuknya Jeffrey memberi angin segar bagi Danantara, perlu dicatat bahwa Jeffrey juga memiliki kontroversi mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir dengan mengatakan tenaga nuklir merupakan satu-satunya solusi dari krisis iklim yang terjadi.
Padahal, pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir juga masih menimbulkan kontroversi mengenai bahayanya bagi masyarakat sekitar.
"Dikhawatirkan, tendensi Jeffrey terhadap tenaga nuklir bisa menggiring pembangunan Danantara ke arah pengembangan pembangkit tenaga nuklir alih-alih energi yang lebih ramah lingkungan," kata Huda saat dihubungi IDXChannel, Senin (24/3/2025).
Huda juga menyoroti masuknya nama Thaksin Shinawatra yang merupakan mantan Perdana Menteri Thailand. Menurutnya, Thaksin memiliki rekam jejak sebagai terduga pelaku tindak pidana korupsi dan memiliki jejak politik dinasti di Thailand.
"Banyak permasalahan politik dalam negeri Thailand yang saya rasa akan menimbulkan kesan negatif terhadap Danantara," ujar Huda.
Selain itu, Huda juga memberi catatan atas masuknya Bono Daru Adji di jajaran pengurus Danantara. Dia berpendapat ada benturan kepentingan bisnis dengan GoTo yang terkait afiliasi bisnis antara Boy Thohir dengan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN.
"Bono Daru Adji juga tercatat sebagai komite etik PSSI, yang diketuai oleh Erick Thohir," kata Huda.
Kendati demikian, Huda tetap berharap dengan adanya nama-nama yang berasal dari profesional dapat menjadi sentimen positif terhadap kinerja ekonomi dan pasar keuangan nasional. Huda menyebut Danantara tanpa ada kepentingan politik bisa menjadi salah satu pemain Sovereign Wealth Funds (SWF) terbesar.
"Saya melihat peluang investasi yang baik di sektor energi baru terbarukan dan sektor teknologi. Jangan sampai berinvestasi di industri energi ekstraktif seperti batu bara," katanya.
(Dhera Arizona)