"Karena kemarin kan sejak Covid-19 selama tiga tahun, ternyata setelahnya justru menghasilkan dinamika dimana-mana. Tetapi teman-teman malah mengerucut menjadi ekspansi bisnis, terutama setelah pemilu tadi," katanya.
Lebih lanjut, Satrio menyebutn selepas pemilu tersebut, ekonomi domestik Indonesia tetap menguat. Ia menyebutkan hal ini berdasarkan pertumbuhan tingkat konsumsi dan investasi.
"Tetapi saat ini tantangan ekonomi kita justru datang dari situasi global. Sementara ekonomi domestik kita sudah semakin kuat," tuturnya.
Adapun jenis penggunaan kredit di Indonesia, pertumbuhan kredit pada bulan Juni 2024 dipengaruhi oleh kredit modal kerja yang meningkat sebesar 10,9 persen atau 3.372,2 triliun rupiah. Kemudian kredit investasi tumbuh sebesar 13,9 persen atau sebesar 1.973,3 triliun rupiah.. Sementara kredit konsumsi bertumbuh sebesar 10,4 persen atau menjadi 2.093 triliun rupiah.
Perkembangan kredit modal kerja bersumber dari pertumbuhan sektor keuangan, real estate, jasa perusahaan, sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan kredit investasi bersumber dari sektor industri pengolahan dan sejenisnya, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Kredit konsumsi didorong oleh perkembangan kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit multiguna.
(Febrina Ratna)