Totok menyebut saat ini di tengah banyaknya faktor inflasi global, membuat harga material untuk membangun rumah saat ini memiliki ongkos yang cukup tinggi. Sehingga bakal berdampak pada harga jual rumah baru.
"Jadi misal seorang manager, angsurnya harga Rp1 miliar, berarti kemampuan dia ngangsurnya di Rp9 juta, sedangkan gaji dia Rp15 juta, kan tidak mampu atau tidak bisa secara perbankan," lanjut Totok.
Totok menjelaskan formula ini juga bakal melibatkan perusahaan tempat seorang pegawai yang hendak membeli rumah. Nantinya perusahaan diharapkan bisa ikut membantu mengangsur selisih harganya.
"Nah dia akan mengangsur di Rp5 juta, ada sewa ada ngangsur juga, spread yang ada, perusahaan ikut membantu mengangsur, sehingga karyawan bisa dibentengi dengan baik," kata Totok.
Dengan cara tersebut, lanjut Totok, perusahaan akan dibayar sesuai pokok pinjaman plus bunga angsuran. (FRI)