Dia menjabarkan, pinjaman kepada pelaku usaha ultra mikro berkisar di bawah Rp10 juta, umumnya dipatok dengan bunga yang tinggi bahkan bisa mencapai 20% lebih per tahun. Holding diharapkan mampu memberi suku bunga lebih murah.
Jika demikian, kata Dewi, akan mendorong ekosistem usaha pembiayaan yang lebih kompetitif. Pasalnya, banyak pelaku jasa pembiayaan akan terdorong untuk menurunkan bunga pinjaman menjadi lebih rendah.
"Sejatinya misinya untuk efisiensi pembiayaan pelaku usaha ke depan. Holding juga memiliki beban operasional yang rendah untuk ekspansi di wilayah-wilayah pedesaan yang kondisi infrastruktur belum baik, dan jarak antar nasabah jauh-jauh," katanya.
Lebih lanjut, Dewi menuturkan inklusi keuangan akan kian terpacu dengan ekspansi Holding BUMN UMi. Melalui holding dia menilai akan semakin banyak pelaku usaha di segmen ultra mikro membuka rekening dan aktif menggunakan produk jasa keuangan formal. "Namun, kami harap peningkatan ini benar-benar nasabah baru bukan nasabah dari lembaga jasa keuangan lain. Dengan demikian misi ekspansi inklusi lebih optimal," jelasnya.
Dengan kehadiran holding BUMN ultra mikro diharapkan produk keuangan bagi segmen tersebut semakin lengkap dan adanya kemudahan akses layanan keuangan melalui co-location dan jaringan yang dimiliki entitas holding. Nilai tambah lain dari hadirnya holding yakni percepatan proses akuisisi nasabah secara bersama melalui platform penjualan yang terintegrasi (UMi Corner) dan penyediaan akses terhadap akses micro payment dan layanan keuangan.