IDXChannel - Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) menyebut, penjualan motor listrik di Indonesia belum kencang meski pemerintah mengiming-imingi lewat subsidi. Di semester I-2024, angka penjualan motor listrik baru sekitar 24 ribu unit.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) AEML Rian Ernest menyebut, pasar motor bekas (secondary market) hingga kini belum terbentuk sehingga menghambat perkembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle atau EV) menjadi terhambat.
Dia mengakui pasar otomotif di Indonesia cukup unik karena konsumen menganggap kendaraan sebagai aset. Oleh sebab itu, layanan purna jual jadi pertimbangan utama sebelum membeli motor karena khawatir harganya jatuh.
"Karena banyak teman-teman calon pembeli roda dua kendaraan listrik EV itu masih belum melihat secondary market yang ready. Teman-teman kalau beli motor itu menganggap ini seperti aset. Kalau saya beli hari ini, saya jual sebulan lagi inginnya harga itu turun sedikit aja," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Rian mengungkapkan, harga jual motor listrik bekas bisa turun hingga 30 persen dari harga pembelian di dealer. Beberapa faktor yang menjadi memengaruhi harga tersebut mulai dari baterai hingga usia dan jarak tempuh kendaraan.