IDXChannel - Produsen Mobil Jerman, Daimler menyebutkan masa peralihan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) akan lebih cepat dari target perusahaan pada 2039. Namun, yang menjadi masalah akan ada 100.000 pekerja kehilangan pekerjaan.
CEO Daimler Ola Kallenius mengatakan permintaan yang tinggi pada model-model kendaraan listrik Mercedes-Benz telah mendorong perusahaan mempercepat transisinya menjadi produsen mobil listrik. Ini adalah faktor yang berkontribusi besar terhadap tujuan grup menawarkan rangkaian mobil netral karbon lengkap dalam dua dekade mendatang.
Pada awal 2021, Daimler meyakinkan investor tidak akan menghentikan produksi dan penjualan kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel. Mereka akan menggunakannya sebagai "mesin uang" untuk mendanai rencana masa depan listrik.
Dilansir dari Carscoops, Selasa (18/5/2021), sejak ditunjuk sebagai pemimpin di Daimler, Ola Kallenius telah mengawasi peluncuran EQS, kendaraan bertenaga listrik mewah pertama Mercedes, yang akan dipasarkan sebagai alternatif S-Class premium.
Namun, dia menolak menyebutkan tanggal pasti mesin pembakaran akan dihentikan secara permanen.
Dia juga melihat tekanan regulasi ditambah dengan biaya baterai yang semakin murah dan "dinamika pasar" semuanya mengarah ke peralihan yang masuk akal.
Saat ini, penjualan mobil listrik mendapatkan momentum stabil, di mana Mercedes menjual 16.000 unit EV dan 43.000 plugin hybrid di seluruh dunia dalam tiga bulan pertama 2021. Ini menyumbang 10 persen dari penjualan EV global.
Namun perdebatan serius bagaimana elektrifikasi akan membuat sejumlah besar pekerjaan otomotif dihapus. Menurut laporan tersebut, Kallenius mengakui merakit powertrain listrik membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja daripada kendaraan berbasis pembakaran.
Menurut Autonews Eropa, masa transisi menuju EV dapat menciptakan "kegagalan ketenagakerjaan". Peringatan tersebut datang dari Joerg Hosmann, presiden IG Metall, serikat pekerja logam di Jerman dan serikat industri terbesar Eropa. Di mana berdasarkan survei lembaga IFO peralihan ke produksi mobil listrik murni dapat mengakibatkan 100.000 pekerja di industri tersebut menganggur pada 2025.
(SANDY)