Kapasitas menjadi tantangan di lapangan, karena jalur distribusi vaksin yang ada harus mengakomodir kebutuhan vaksin rutin sekaligus vaksin Covid-19 yang berjumlah besar. “Karena itu, kami berkolaborasi dengan banyak pihak termasuk pemerintah daerah, terkait fasilitas penyimpanan dan penyaluran vaksin ini. Harapannya, setiap penjuru Indonesia segera tercukupi kebutuhan vaksinnya,” ujar Bambang.
Bambang menyatakan, dibutuhkan waktu untuk menyiapkan vaksin hingga siap digunakan. Dari bentuk bulk (bahan baku) menjadi bentuk jadi, perlu waktu sekitar sebulan, meliputi masa karantina, pengolahan, uji mutu, dan sebagainya. Vaksin bentuk jadi pun, harus melalui pengawasan mutu dan menunggu terbitnya lot release dari BPOM.
Untuk meningkatkan ketersediaan vaksin di Tanah Air, Bio Farma bersama institusi dalam negeri juga tengah melakukan riset pengembangan vaksin produksi anak negeri, yang diharapkan dapat diluncurkan tahun depan.
Terkait ketersediaan vaksin, Dirga Sakti Rambe menyebutkan, di Indonesia saat ini sudah terdapat lima produk vaksin. Setiap vaksin memiliki profil karakter yang berbeda, namun tujuannya sama, yaitu memberikan perlindungan.
“Semua merek efektif mencegah penularan, risiko sakit berat juga kematian akibar Covid-19. Karena itu, tidak perlu pilih-pilih vaksin. Vaksin terbaik adalah yang tersedia saat ini. Yang akan mengendalikan pandemi adalah kekebalan masyarakat, jadi makin banyak yang divaksin, makin baik. Segera vaksinasi, segera terlindungi. No one is safe until everyone is safe,” tuturnya.