IDXChannel - Musibah KRI Nanggala perlu diikuti dengan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penganggaran ketahanan nasional termasuk ketersediaan investasi dan ketimpangan anggaran antar matra.
Ekonom Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat mengatakan anggaran Alutsista saat ini mengalami ketimpangan antar matra. Tercatat bahwa pada APBN 2020 TNI AD dengan alokasi alutsista sebesar Rp4,5 miliar, Sementara, TNI AL alokasi alutsista Rp4,1 miliar dan TNI AU alokasi alutsista Rp2,1 miliar.
"Selain ketimpangan antar matra, alokasi peremajaan alutsista dibandingkan komponen lain- lain juga terbilang kecil. Total alokasi alutsista sebesar 10,7 miliar. Idealnya masing-masing matra memiliki anggaran peremajaan Alutsista sekitar Rp45-50 miliar pertahun atau total 135-150 miliar," ujar Hidayat di Jakarta, Selasa (27/4/2021).
Hidayat menyadari upaya peremajaan Alutsista nasional adalah mahal. Oleh karena itu diperlukan langkah kreatif dari pengambil kebijakan pertahanan saat ini, salah satunya melalui aktivasi BUMN pertahanan yang masif.
“Untuk meremajaan alutsista nasional, Indonesia perlu mengaktivasi kemampuan BUMN ketahanan. Saat ini Pemerintah berencana membangun program kemandirian sistem pertahanan melalui pembentukan holding BUMN pertahanan. Holding ter-sebut meliputi lima BUMN yaitu PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, PT Pindad, PT PAL dan PT Dahana,” ujar Hidayat.