Selama diterapkannya PPKM Darurat oleh pemerintah, sektor yang paling terdampak adalah UMKM, hotel serta restoran, dan juga pariwisata. Pasalnya, mereka terpaksa harus tutup karena kondisi tersebut. Pusat perbelanjaan pun tidak diperkenankan untuk beroperasi. Tidak hanya mal yang harus telan kerugian hingga triliunan rupiah, namun pedagang pasar juga merasakan hal yang sama.
Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengungkapkan, periode PPKM Darurat kali ini mencatat rekor di mana banyak pedagang yang bangkrut dan menjual asetnya untuk membayar utang.
"Pedagang yang bangkrut banyak banget. Itu teman yang grosir di Cipulir, Tanah Abang sudah beberapa yang menjual asetnya dan pulang kampung untuk bayar utang daripada dia nggak bayar," kata dia.
Sektor perhotelan juga terpuruk. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, kondisi industri hotel dan restoran sudah sangat berat. Meskipun untuk restoran masih terbantu dengan adanya penjualan online.
Disebutkan oleh Hariyadi, tingkat keterisian atau okupansi hotel saat diberlakukannya PPKM Darurat berada di bawah 10 persen.