IDXChannel - Kelompok usia yang tergolong dalam kelompok milenial dan generasi Z (Gen Z) ternyata memiliki cara pandang yang mirip dalam finansial, terutama terkait dana darurat dan investasi.
Hal ini terungkap dalam Indonesia Milenial Report 2024 dan Indonesia Gen Z Report 2024.
Selain itu, temuan survei oleh IDN Research Institute ini menunjukkan adanya disparitas yang mencolok salah satunya dalam hal pendapatan bulanan dua generasi ini.
Sebanyak 45 persen responden yang disurvei menyatakan bahwa pendapatan bulanan generasi milenial rerata di bawah Rp 5 juta.
Sementara itu, 39 persen melaporkan pendapatan berkisar antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per bulan.
Sebanyak 11 persen menyatakan pendapatan mereka antara Rp 10 juta dan Rp 30 juta setiap bulannya.
Selain itu, 4 persen responden menyebutkan pendapatan mereka berkisar antara Rp30 juta hingga Rp 50 juta per bulan.
Hanya 1 persen generasi milenial yang melaporkan penghasilan antara Rp 50 juta dan Rp 100 juta, sementara 1 persen lainnya menyatakan penghasilan bulanannya melebihi Rp 100 juta.
Statistik ini menyoroti beragamnya kelompok pendapatan yang dimiliki generasi milenial di Indonesia, dan menyoroti spektrum keuangan pada generasi ini.
Berbeda dengan milenial, rerata Gen Z Indonesia berpenghasilan kurang dari Rp2,5 juta per bulan. Kondisi ini membuat Gen Z memiliki daya beli lebih rendah dibandingkan generasi milenial.
Temuan survei IDN Research Institute menunjukkan adanya kesenjangan yang mencolok dalam pendapatan bulanan Gen Z.
Sebanyak 56 persen responden menunjukkan bahwa pendapatan bulanan mereka di bawah Rp 2,5 juta.
Sementara itu, 26 persen melaporkan penghasilan berkisar Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta per bulan.
Sebanyak 14 persen menyatakan pendapatan mereka sama antara Rp 5 juta hingga Rp 20 juta per bulan.
Selain itu, 3 persen menyebutkan pendapatan mereka turun berkisar Rp 10 juta hingga Rp 30 juta per bulan.
Hanya 1 persen yang menyatakan pendapatan bulanan mereka melampaui Rp100 juta.
Menurut survei tersebut, mayoritas generasi Z Indonesia membelanjakan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan pokok, dan hanya menyisakan sedikit untuk kesehatan, pengembangan diri, dan rekreasi.
Menariknya, Generasi Z berupaya menabung untuk pendidikan mereka sendiri, menjadi wirausaha, dan membeli rumah.
Temuan dari survei tersebut menunjukkan tingkat yang signifikan kesiapan finansial di kalangan Gen Z Indonesia. Sekitar 74 persen responden yang disurvei proaktif untuk menyiapkan dana darurat sebagai penyangga di situasi yang tidak terduga.
Selain itu, 58 persen diantaranya memilih dialokasikan pada kegiatan investasi dan menunjukkan keinginan yang kuat dalam mengejar pertumbuhan dan keamanan keuangan.
Di sisi lain, mirip dengan Gen Z, mayoritas generasi milenial Indonesia membelanjakan pendapatannya untuk kebutuhan dasar, menyisakan sedikit untuk kesehatan, pengembangan diri, dan rekreasi.
Milenial juga lebih tertarik pada pembelian rumah untuk tujuan investasi. Milenial juga terjebak dalam generasi sandwich di mana banyak generasi ini yang melakukannya didorong untuk mencapai stabilitas abadi dan menambah kekayaan mereka.
Survei ini juga menangkap sebanyak 38 persen responden generasi milenial menyatakan bahwa mereka rutin melakukan financial planning untuk menyusun anggaran bulanan dan menaatinya dengan tekun.
Sebanyak 32 persen responden lainnya mengungkapkan bahwa mereka membagi sebagian dari pendapatan mereka pendapatan untuk tujuan tabungan dan investasi.
Selain itu, 22 persen responden mengindikasikan bahwa mereka secara aktif mencari tambahan sumber pendapatan, sementara 1 persen bahkan telah mencari saran dari perencana keuangan atau ahli lainnya.
Kesiapan finansial di kalangan milenial Indonesia juga lebih tinggi. Sebanyak 85 persen responden, melakukan langkah proaktif dalam membentuk dana darurat untuk menangani situasi yang tidak terduga. Selain itu, 71 persen diantaranya memilih untuk terlibat dalam kegiatan investasi. (ADF)