IDXChannel - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengungkapkan dua tantangan utama yang harus dihadapi dalam upaya mewujudkan swasembada energi nasional, kaitannya dalam upaya peningkatan lifting minyak dan gas nasional.
VP D&P Technical Excellence & Coordination Pertamina Hulu Energi Devialina Puspita Dewi mengatakan, tantangan pertama datang dari usia sumur eksisting yang sudah tua. Bahkan, sekitar 80 persen lapangan minyak dan gas yang dikelola saat ini sudah tergolong tua.
Dia menjelaskan, kondisi ini membuat reliabilitas sumur menjadi tantangan besar, baik dari sisi biaya operasional maupun teknis. Kalaupun biaya investasi yang dikeluarkan untuk mendorong lifting sumur tua, maka harganya kurang masuk dalam hitungan bisnis.
"Itu sangat challenging, sangat membutuhkan perhatian lebih, baik dari sisi biaya, atau tekniknya," ujarnya dalam acara Sindonews Sharing Session di iNews Tower Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Kedua, Devialina mengatakan, selain sumur yang sudah menua, eksplorasi untuk mencari sumur-sumur baru di Indonesia pun potensinya tidak lagi sebesar sumur-sumur masa lalu. Sehingga, volume produksi cenderung menurun meski eksplorasi dilakukan, sementara biaya operasional semakin tinggi.
"Banyak yang tidak sebesar seperti dulu, dari sisi volume, biaya semakin tinggi, sehingga banyak proyek marginal," katanya.
Menurutnya, diperlukan insentif dari pemerintah dalam mendorong peningkatan lifting migas. Meskipun, pada semester I-2025 lalu Pertamina Hulu Energi berhasil masih tumbuh positif untuk produksi minyak sebesar 4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Namun untuk produksi gas, tercatat tumbuh positif 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada 2024, produksi minyak Pertamina Hulu Energi tercatat 400 MBOPD, naik menjadi 415 MBOPD pada tahun 2025. Sementara produksi gas pada 2024 sebesar 2.454 MMSCFD, naik menjadi 2.536 MMSCFD pada 2025.
"Yang diperlukan untuk meningkatkan produksi migas ini banyak hal, pertama menemukan temuan baru, baik di Indonesia dan luar, yang merupakan wilayah kerja Pertamina," katanya.
(Dhera Arizona)