Adapun, PTK menggunakan kapal AHTS yang sering berlalu lalang di sekitar offshore karena biasa melakukan anchor handling, towing, dan supply cargo untuk melayani pengeboran lepas pantai. Kapal ini memiliki kekuatan 4200 - 5400 Horse Power (HP) sehingga mampu menarik dan mendorong rig pengeboran.
Selain itu, Kapal Harbour Tug PTK juga melakukan support sebagai kapal tunda dalam lalu lintas di wilayah pengeboran di Upstream. Di sisi lain, salah satu kapal milik PTK terbaru yakni Landing Craft Tank (LCT) Transko Barito juga telah beroperasi untuk mendukung kegiatan lepas pantai di wilayah lepas pantai Kalimantan.
PTK juga menjaga commision days atau jumlah hari kapal siap beroperasi agar siap sedia ketika menerima call untuk beroperasi dan senantiasa mengutamakan aspek Health Safety Security and Environment (HSSE) di seluruh operasionalnya.
Hingga saat ini, PTK berhasil bekerjasama dengan perusahaan baik di Pertamina Group maupun perusahaan internasional. Adapun perusahaan tersebut antara lain, Pertamina Hulu Energi (PHE) OSES, PHE ONWJ, Pertamina Hulu Sanga Sanga, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Kalimantan Timur, Pertamina Hulu Rokan, Petrogas Basin Ltd dan Citic Seram Energy Ltd (CSEL).
Lokasi perusahaan-perusahaan tersebut didukung penuh PTK dalam mendukung produksi migas di perairan Kalimantan Timur, perairan laut Jawa, perairan Sumatera dan wilayah Offshore lainnya. I Ketut Laba menambahkan sektor hulu migas hingga saat ini masih menggairahkan, terlebih sektor ini mampu menyumbang sekitar 20% terhadap pendapatan negara.
“Ke depannya kita akan lebih agresif melakukan penetrasi ke sektor hulu migas, dengan harapan PTK mampu menyediakan jasa berdasarkan kebutuhan yang ada di sektor hulu dengan memaksimalkan armada yang dimiliki dan memperluas pasar di sektor hulu migas. Sehingga mampu memperkuat posisi PTK sebagai perusahaan jasa maritim yang terintegrasi dengan skala global,” pungkasnya.
(FRI)