“Ini memberikan dukungan pada belanja pemerintah yang memperkuat belanja masyarakat atau daya beli masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7-5,5%. Meskipun Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%
Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam keterangan resmi saat Konferensi Pers Hasil RDG 23-24 April 2024 mengatakan, ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
"Pertumbuhan ekonomi di kuartal I dan II-2024 diperkirakan akan lebih tinggi dari kuartal IV-2023, didukung permintaan domestik yang tetap kuat dari konsumsi rumah tangga sejalan dengan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H," terangnya.
Investasi bangunan lebih tinggi dari prakiraan, ditopang oleh berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) di sejumlah daerah dan berkembangnya properti swasta sebagai dampak positif dari insentif pemerintah.
Meskipun demikian, konsumsi rumah tangga dan investasi non bangunan perlu terus didorong untuk mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional.
Sementara itu, sambungnya, kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh penurunan ekspor komoditas sejalan dengan harga komoditas yang turun dan permintaan dari mitra dagang utama, seperti China, yang masih lemah.