IDXChannel - Pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia diperkirakan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada kuartal terakhir 2025 dan berlanjut secara lebih signifikan pada 2026.
Proyeksi ini didorong kebijakan pelonggaran suku bunga yang agresif oleh Bank Indonesia (BI), meskipun sentimen investasi asing (FDI) masih dibayangi ketidakpastian global.
Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research Pranjul Bhandari menjelaskan, pelonggaran pertumbuhan kredit yang terjadi selama tahun ini disebabkan oleh dua faktor utama.
Pertama, secara teknis, pertumbuhan kredit diukur secara nominal. Dengan menurunnya inflasi dan harga komoditas, angka pertumbuhan nominal secara alami akan terlihat lebih rendah. Kedua, BI telah memulai pelonggaran suku bunga secara lebih agresif.
"Saya juga yakin Bank Indonesia telah mulai melonggarkan suku bunga sekarang dengan cara yang lebih agresif. Dan dalam beberapa kuartal ke depan, itu juga bisa meningkatkan permintaan kredit," ujar Pranjul dalam Media Briefing HSBC, Jumat (8/8/2025).
Dia berharap, pertumbuhan kredit akan mulai meningkat kembali pada kuartal terakhir 2025, dan pulih secara lebih berarti di 2026.
Pranjul juga mengklarifikasi bahwa masuknya investasi modal asing (FDI) yang berpotensi meningkat di sektor manufaktur padat karya, bukanlah pendorong utama pertumbuhan kredit di sisa 2025.
"Mungkin itu akan lebih menjadi cerita di 2026 daripada 2025, karena kita masih berada di dunia yang tidak pasti. Banyak tarif antar-sektor dan spesifik sektor sedang dirombak setiap pagi saat Anda bangun," kata Pranjul.