Senada dengan Pranjul, Head of Equity Strategy Asia Pacific HSBC Global Research Herald van der Linde menambahkan bahwa pemulihan pertumbuhan kredit akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham, khususnya saham-saham perbankan.
"Itu akan sangat bagus untuk laba pasar karena bank merupakan konstituen besar dari pasar. Jadi, jika kita melihat pertumbuhan pinjaman pulih sedikit, itu juga akan sangat positif untuk ekuitas," kata Herald.
Adapun Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan yang melandai di kisaran 8,5 persen pada Juni 2025, turun dari 10,2 persen pada kuartal I-2025.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat moderasi pertumbuhan kredit yang disebabkan oleh sikap kehati-hatian perbankan.
Namun, dengan kebijakan BI yang telah memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen pada Juli, permintaan kredit diperkirakan akan kembali bergairah seiring dengan biaya pinjaman yang lebih rendah.
(NIA DEVIYANA)