IDXChannel - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menyatakan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) telah memasuki tahap akhir. Perjanjian dagang tersebut siap diumumkan ke publik dalam waktu dekat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut kedua pihak telah menyepakati seluruh substansi materi perjanjian tanpa ada ganjalan yang tersisa.
“Statusnya adalah task perundingan telah selesai dan sejumlah isu teknis mampu diselesaikan dalam putaran terakhir di tingkat Chief Negotiator,” ujar Airlangga dalam konferensi pers daring dari Brussels, Belgia, Sabtu (7/6/2025).
Dia menegaskan kesepakatan ini merupakan wujud komitmen kuat pemerintah dalam membuka akses pasar dan memperkuat industri nasional.
Airlangga bertemu langsung dengan EU Commissioner for Trade and Economic Security, Maroš Šefčovič, pada Jumat (6/6/2025) untuk menyelesaikan pembahasan final. Perundingan yang dimulai sejak sembilan tahun lalu itu telah melalui 19 putaran utama dan berbagai dialog intensif sepanjang 2024–2025.
“Tidak ada ganjalan yang tersisa. Kedua belah pihak sudah sepakat untuk segera menyelesaikan dari segi materi dan proses hukum,” kata Airlangga.
Pemerintah berencana segera melaporkan hasil kesepakatan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.
Uni Eropa saat ini tercatat sebagai mitra dagang terbesar kelima Indonesia dengan nilai perdagangan mencapai USD30,1 miliar pada 2024.
Sementara Indonesia mencatat surplus sebesar USD4,5 miliar, naik dari USD2,5 miliar pada 2023. Implementasi IEU-CEPA diharapkan mendorong ekspor naik lebih dari 50 persen dalam tiga hingga empat tahun ke depan.
Salah satu poin penting IEU-CEPA adalah penghapusan tarif impor. Dalam 1–2 tahun pertama sejak berlaku, sekitar 80 persen ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan dikenakan tarif 0 persen.
Produk padat karya seperti alas kaki, tekstil, serta komoditas unggulan seperti minyak sawit, perikanan, energi terbarukan, dan kendaraan listrik menjadi prioritas utama.
Airlangga juga mengungkapkan bahwa Eropa telah menyepakati perlakuan setara (level playing field) untuk ekspor perikanan Indonesia, sejajar dengan negara-negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina.
Isu keberlanjutan dan kebijakan deforestasi turut menjadi bagian dari kesepakatan, di mana Eropa menjanjikan perlakuan khusus bagi Indonesia.
“Kesepakatan ini dianggap bernilai tinggi karena memberikan keuntungan baik bagi pelaku usaha di Indonesia maupun Eropa. Kegiatan yang terkait sustainability ini menjadi penting dalam menghadapi kebijakan Eropa ke depan,” ujar Airlangga.
IEU-CEPA juga diharapkan meningkatkan minat investasi langsung dari Eropa ke Indonesia. Pemerintah meyakini peningkatan transparansi regulasi dan jaminan hukum menjadi daya tarik tersendiri.
“Dengan terbukanya pasar dan penghapusan hambatan tarif, ini jadi momentum penting untuk meningkatkan daya saing nasional,” ujar Airlangga.
(Rahmat Fiansyah)