Sejak akhir Oktober 2023, pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian tembaga sudah mencapai 80 persen. Progres konstruksi ini sesuai dengan target linimasa kurva-S dari pemerintah.
PTFI terus menyelesaikan beberapa pekerjaan agar bisa menyelesaikan pembangunan fisik. Setelah itu, proyek masuk pada tahap pre commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala, sebelum memulai kegiatan operasional pada 2024.
Adapun capital expenditure atau belanja modal untuk proyek ini sebesar USD3 miliar atau setara Rp45 triliun. Anggaran itu mencakup pembangunan fasilitas Precious Metal Refinery (PMR).
Beberapa produk akan dihasilkan dari smelter, diantaranya katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, dan platinum group metals (PGM).
“PT Freeport yang sekarang sudah membangun smelter ini investasi kalau sudah selesai bisa mencapai Rp45 triliun,” paparnya.
(YNA)