Perusahaan telah berjuang selama bertahun-tahun untuk meningkatkan hasil dalam bisnis ayamnya dan mengatakan pada bulan Maret akan menutup dua pabrik pengolahan AS yang memiliki hampir 1.700 karyawan.
Padahal, perusahaan pengemas daging secara umum mendapatkan masa kejayaannya pada Pandemi karena adanya peningkatan permintaan. Perusahaan bahkan meningkatkan gaji untuk pekerja pabrik pada periode tersebut. Namun, mereka menghadapi margin operasi yang menurun dan harus semakin bersaing untuk membeli ternak dan menjalankan pabrik dengan biaya besar lantaran kapasitas penyembelihan dilakukan secara penuh.
Laba Tyson disesuaikan sebesar 85 sen per saham pada kuartal yang berakhir 31 Desember, atau turun 70% dari tahun sebelumnya. Perusahaan akan melaporkan hasil kuartalan berikutnya pada 8 Mei.
(SAN)