"Tahun lalu, Wärtsilä membuat model sistem ketenagalistrikan net zero di Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik yang fleksibel dapat mendukung integrasi lebih banyak energi terbarukan," ujar Febron.
Dan ketika mempertimbangkan kemungkinan pajak karbon di masa depan, menurut Febron, bauran energi yang hemat biaya dapat menurunkan tingkat biaya listrik hingga lebih dari 20 persen.
Di Wärtsilä sendiri, menurut Febron, NZE dapat terlaksana secara ekonomi, bahwa semua teknologi yang diperlukan untuk mencapai net zero sudah ada, dan fleksibilitas adalah kunci untuk mewujudkan tujuan iklim yang berani.
"Fleksibilitas dapat ditingkatkan dengan memilih teknologi yang tepat dan tahan masa depan serta merancang pasar energi yang fleksibel," tegas Febron. (TSA)