"Aliran ke China diperkirakan akan menurun," kata direktur program Riset Energi China di Institut Studi Energi Oxford, Michal Meidan.
“Namun, aliran pipa minyak tampaknya akan terus berlanjut mengingat pembayarannya didasarkan pada skema pinjaman yang tampaknya tidak melalui bank-bank Barat,” ujarnya.
Pasar minyak global telah terguncang minggu ini oleh gelombang sanksi AS, yang menargetkan dua produsen terbesar Rusia dan dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan terhadap Moskow agar mengakhiri perang di Ukraina.
Harga minyak melonjak pada Kamis kemarin setelah paket kebijakan pemerintahan Trump diumumkan, dan harga minyak berjangka Brent berada di jalur untuk kenaikan mingguan lebih dari 7 persen.
China Petroleum & Chemical Corp., yang secara resmi dikenal sebagai Sinopec, serta China Zhenhua Oil Co. dan Sinochem Group tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pada Kamis, Beijing menolak langkah AS dengan seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan: "China secara konsisten menentang sanksi sepihak yang tidak berdasar pada hukum internasional."