Tambahnya, walaupun beberapa petani besar memiliki pabrik penggilingan yang mengandalkan oven untuk mengeringkan gabah, namun karena jumlah banyak, petani kewalahan sehingga masuk ke pasar menjadi terhambat.
Meski begitu, Zul menyebut kuantitas beras hasil panen petani akan meningkat signifikan pada akhir bulan Maret mendatang.
“Cuaca yang tidak menentu sekarang ini sangat menghalangi masa panen. Karena apa? Kalau cuacanya hujan terus kita tidak bisa jemur. Walaupun beberapa pabrik besar mempunyai oven untuk mengeringkan padi, tapi itu tidak sebagus hasil padi yang dikeringkan dengan terik matahari. Jadi hal itu mendorong panen jadi terhambat,” ungkapnya.
Akibat kuantitas beras yang terbatas serta distribusi yang terhambat itu berdampak pada mahalnya beras panen di pasaran. Zul menyebut harga beras panen rata-rata dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) pemerintah.
“Jadi belum bisa kembali harga seperti semula seperti di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk kuantitas juga belum banyak,” jelasnya.