sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PGE Dorong Penciptaan Ekosistem Ideal untuk Percepatan Pengembangan Energi Panas Bumi

Economics editor Nur Ichsan Yuniarto
19/09/2024 12:07 WIB
PGEO mendorong pencipataan ekosistem ideal untuk percepatan pengembangan energi panas bumi.
PGEO mendorong pencipataan ekosistem ideal untuk percepatan pengembangan energi panas bumi. (PGEO)
PGEO mendorong pencipataan ekosistem ideal untuk percepatan pengembangan energi panas bumi. (PGEO)

IDXChannel  – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE (PGEO) mendorong pencipataan ekosistem ideal untuk percepatan pengembangan energi panas bumi.

Hal ini dikatakan Direktur Utama PGE Julfi Hadi saat menghadiri Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) ke-10 2024, di Jakarta Convention Center.

Menurutnya, acara ini mengukuhkan posisi energi panas bumi sebagai energi hijau yang strategis untuk membantu agenda transisi energi nasional dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Untuk merealisasikan potensi ini, diperlukan kapasitas yang mumpuni serta kolaborasi dalam menggali sumber daya dan mempercepat pengembangan energi panas bumi.

Julfi Hadi menambahkan, bahwa panas bumi memiliki karakteristik unggul sebagai pemikul beban dasar kelistrikan (baseload energy) yang menjadikannya ideal untuk menggantikan sumber energi konvensional.

Namun, baru sekitar 2,6 GW atau 11 persen dari sumber daya yang sudah dikembangkan. Padahal, untuk mencapai target kapasitas 10,5 GW pada 2035 sesuai dengan target bauran energi nasional, dibutuhkan penambahan kapasitas 700-800 MW setiap tahun. Tantangan utamanya adalah keekonomian proyek panas bumi.

"Pengembangan energi panas bumi di Indonesia perlu strategi khusus untuk meningkatkan daya tarik komersial tanpa menaikkan harga jual listrik yang telah ditentukan pemerintah," kata Julfi lewat keterangan tertulisnya, Kamis (19/9/2024).

Dia menambahkan, adopsi teknologi terbaru untuk meningkatkan efisiensi serta skala operasi yang lebih besar diperlukan.

"Iuntuk menurunkan biaya dan membuat proyek pengembangan lebih layak secara ekonomi,” kata Julfi Hadi.

Julfi Hadi juga menekankan bahwa upaya menciptakan ekosistem yang ideal untuk percepatan pengembangan energi panas bumi memang membutuhkan kapasitas yang kuat dari pengembang panas bumi.

Dalam hal ini, skala usaha dan sumber daya yang dimiliki pengembang panas bumi menjadi kuncinya.

"PGE dengan keunggulan kompetitifnya mampu memberikan dukungan untuk mewujudkan ekosistem yang ideal untuk percepatan pengembangan panas bumi. PGE memiliki sumber daya 3 GW di seluruh wilayah kerjanya yang 60 persennya merupakan aset panas bumi berkualitas tinggi. PGE memiliki kapasitas untuk menjalankan strategi itu." kata dia.

Lebih lanjut Julfi mengatakan, kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan juga merupakan elemen penting dalam menciptakan ekosistem yang ideal untuk pengembangan energi panas bumi.

PGE juga bekerja sama erat dengan pemerintah untuk memastikan inisiatifnya sejalan dengan agenda transisi energi nasional. Selain itu, PGE bermitra dengan sejumlah perusahaan Tanah Air untuk manufaktur komponen utama pembangkit listrik panas bumi seperti heat exchanger dan cooling tower guna meningkatkan kandungan lokal dan menekan biaya.

Dukungan dari pemerintah berupa insentif fiskal dan non-fiskal, serta implementasi mekanisme cost recovery, sangat penting untuk mengurangi risiko investasi awal dan mempercepat pengembanan panas bumi.

"PGE berperan sebagai main engine dalam upaya Indonesia menuju energi bersih, tidak hanya dengan gagasan baru tetapi juga melalui tindakan nyata. PGE dan juga Pertamina tidak bisa bekerja dan menyelesaikan semua tantangan ini sendiri. Kami berharap semua pemangku kepentingan dapat berkolaborasi bersama-sama," kata Julfi Hadi.

(Nur Ichsan Yuniarto)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement