Menurut Teguh, kelangkaan LPG 3 Kg akibat adanya panic buying di kalangan masyarakat. Sehingga, membeli dalam jumlah relatif lebih banyak dibandingkan kebutuhan.
"Ada beberapa penyebab, antara lain, sepertinya terjadi panic buying, semacam ada kekhawatiran sehingga membeli relatif lebih banyak dibanding dengan kebutuhan, sehingga stok yang ada di pangkalan Itu berkurang dan ini juga ada kemudian Senin, Selasa terjadi ada antrean," kata dia.
Lebih lanjut, kata dia, ada kekurangan stok dari tahun sebelumnya sebanyak lima persen. Padahal, Pemprov dalam hal ini sudah mengajukan kebutuhan untuk LPG 3 kg pada 2025.
"Kami patokannya adalah kebutuhan pada 2024 kemudian yang disetujui oleh Dirjen Migas itu tidak seperti yang kami ajukan. Ada lebih rendah kurang lebih 5 persen. Jadi juga nanti kami akan coba koordinasikan lebih lanjut," ujarnya.