"Penurunan emisi juga dihasilkan dari peningkatan efisiensi jaringan transmisi dan pembangkit. Upaya ini mampu mengurangi emisi sebesar 10 juta ton CO2," imbuhnya.
Lebih lanjut, Darmawan mengungkapkan, perseroan juga melakukan inovasi dengan memanfaatkan gas buang dari pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) combine cycle untuk menghasilkan listrik tambahan. Upaya ini mampu mengurangi emisi sebsar 7 juta ton CO2.
Selain membangun pembangkit baru berbasis energi baru terbarukan (EBT), sambungnya, PLN juga mengganti teknologi di PLTU yang sebelumnya berteknologi subcritical menjadi PLTU dengan teknologi supercritical dan ultrasupercritical. Katanya, hal ini mampu mengurangi emisi sebesar 15,4 juta ton CO2.
Terakhir Darmawan mengatakan, PLN terus mendorong penggunaan pembangkit EBT. Ia menuturkan, RUPTL (Rencana usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2021-2030 yang telah disusun bersama pemerintah menjadi yang terhijau sepanjang sejarah di mana 51 persen pembangunan pembangkit akan menggunakan EBT yang ramah lingkungan.
Langkah PLN untuk mengurangi emisi karbon untuk menuju Net Zero Emission (NZE) di 2060 atau lebih cepat inipun mendapatkan apresiasi dari Komisi VII DPR RI.