Tidak hanya beban bunga dan saldo utang, Darmawan mengatakan, PLN juga berhasil memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) melalui penundaan ekspansi aset yang belum dibutuhkan.
"Capex kami, investasi kami tadinya Rp70 triliun, tapi kami juga melakukan suatu adjustment pertumbuhan demand, dinamika demand, bagaimana ekspansi aset ketenagalistrikan kita yang di mana aset-aset yang masih belum dibutuhkan kita tunda. Akibatnya capex kita, bisa dikurangi menjadi Rp57 triliun," tuturnya.
Menurut Darmawan, pemangkasan belanja modal ini terlihat sekali dampaknya di mana debt service coverage ratio PLN yaitu operating cash flow dibanding pembayaran pokok dan bunga itu bisa naik dari 1,41 menjadi 1,97.
"Dalam hal ini, kami juga melakukan sentralisasi pelaksanaan secara end to end. Begitu ada demand, dinamikanya nambah atau berkurang kami langsung melakukan adjustment," jelas dia.
Dia juga menambahkan, pihaknya juga proaktif melakukan pengelolaan utang (debt managemen). Salah satunya dengan mempercepat pembayaran utang-utang perusahaan yang sudah jatuh tempo. Dengan catatan, bunga utang dapat dikurangi.
(YNA)