Dia memastikan, kolaborasi tidak hanya sebagai langkah awal memanfaatkan sumber energi terbarukan di Batam, tetapi juga menjadi model untuk mengembangkan PLTS Terapung selanjutnya di Batam dengan potensi kapasitas lebih dari 1 GW.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN Batam 2023-2032, proyek tersebut merupakan bagian dari komitmen PLN Batam terhadap NZE pada 2060.
Proyek ini berpotensi menjadi katalis dalam menarik investasi asing ke Pulau Batam dengan menghadirkan opsi suplai listrik melalui energi terbarukan, serta memperkuat ekonomi lokal dan menjadi solusi infrastruktur energi berkelanjutan di Pulau Batam yang saat ini memiliki lahan daratan yang terbatas.
Penandatanganan PPA ini juga menegaskan komitmen kedua entitas dalam mendukung transisi energi dan mencapai Towards a Better Society 2030 (TBS2030), dengan listrik yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan Pulau Batam dan sekitarnya tapi juga mendukung program pemerintah.
SVP Business Development TBS, Dimas Adi Wibowo menegaskan, proyek ini sebagai komitmen perusahaan mendorong penggunaan energi hijau di kawasan investasi strategis seperti Batam.