"Kita tidak berhenti di situ. Kita ingin mencoba green hydrogen dari true renewable energy production maka kita bahkan membangun hydrogen production di pembangkit listrik tenaga panas bumi Kamojang. Ada tambahan sekitar 4,3 ton per tahun. Jadi totalnya ada 203 ton green hydrogen dari 22 pembangkit kami yang diproduksi oleh PLN. Dan ini luar biasa," tutur Darmawan.
Sementara itu, kebutuhan dari PLN untuk pendinginan pembangkit hanya sekitar 75 ton. Artinya, lanjut Darmawan, ada 138 ton green hydrogen yang bisa digunakan untuk sektor transportasi.
"Nah tentu saja apakah kita berhenti di sini. Tadi dari hulunya sudah bisa kita selesaikan. Dari hilirnya seperti apa? Nah ini adalah paket yang kita gunakan. Kita membangun hydrogen refueling station. Dan juga di sini ada hydrogen center," imbuhnya.
SPBU Hidrogen ini memiliki 3 jasa layanan, di antaranya jasa pengisian bahan bakar untuk mobil hidrogen, jasa pengisian mobil listrik, dan hidrogen center yang merupakan pusat pelatihan hidrogen pertama dan terlengkap di Indonesia.
Saat ini, HRS yang digunakan berbasis tekanan 350 bar dan selanjutnya akan ditambahkan dengan HRS berbasis 700 bar sehingga semakin dapat melayani kebutuhan kendaraan berbasis hidrogen.
(DES)