Angka ini hampir menyamai kapasitas pembangkit listrik yang telah dibangun sejak Indonesia merdeka atau sekitar 75 GW. Meski terkesan ambisius, rencana RUPTL 2025-2034 dipandang memiliki nilai strategis.
Meski demikian, skala ambisi ini menuntut kejelasan arah permintaan. Evy menekankan, pembentukan demand menjadi strategi utama, terutama untuk menopang sektor-sektor yang diproyeksikan melonjak tajam konsumsinya.
“Misalnya sektor perikanan di kawasan timur. Dengan menyiapkan cold storage berbasis listrik, otomatis akan memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus kebutuhan energi di sana,” katanya.
PLN, kata Evy, mengidentifikasi setidaknya tiga motor pertumbuhan konsumsi listrik dalam dekade mendatang, yakni pendingin ruangan (AC), ekspansi pusat data berbasis artificial intelligence (AI), dan adopsi kendaraan listrik (EV).
(Dhera Arizona)