Rencana pemangkasan pajak tersebut muncul sehari setelah laporan ekonomi Jepang yang terkontraksi pada kuartal kuartal III-2025 dengan produk domestik bruto turun 1,8 persen secara year-on-year (yoy), lebih rendah dari ekspektasi penurunan 2,5 persen.
Angka tersebut berbalik negatif dari kenaikan 2,3 persen pada kuartal sebelumnya. Secara kuartalan, PDB menyusut 0,4 persen, sedikit lebih rendah dari ekspektasi penurunan 0,6 persen dan kebalikan dari pertumbuhan 0,5 persen yang terlihat pada kuartal sebelumnya.
Penurunan PDB sudah diperkirakan secara luas, karena ekonomi Jepang bergulat dengan inflasi yang tinggi, belanja swasta yang lesu, dan eksportir utama yang menghadapi tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) yang tinggi.
Meskipun Jepang dan AS telah mencapai kesepakatan perdagangan, perusahaan-perusahaan Jepang, terutama industri otomotif negara itu, tetap dikenakan bea masuk perdagangan AS.
(Febrina Ratna Iskana)