sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PMI Manufaktur RI Ekspansif tapi Mulai Melambat, Ini Penyebabnya

Economics editor Nia Deviyana
18/06/2023 07:00 WIB
PMI juga menunjukkan bahwa sektor industri tidak seekspansif tahun sebelumnya dan ada kecenderungan tumbuh melambat.
PMI Manufaktur RI Ekspansif tapi Mulai Melambat, Ini Penyebabnya. Foto: MNC Media.
PMI Manufaktur RI Ekspansif tapi Mulai Melambat, Ini Penyebabnya. Foto: MNC Media.

Tantangan lain juga dirasakan dalam era perkembangan teknologi dan dunia internasional. 

Di masa ini, sektor industri juga harus siap beradaptasi pada paradigma baru yang dapat mengakselerasi kinerja industri seperti pelaksanaan hilirisasi industri, renewable energy, digitalisasi dalam Making Indonesia 4.0,  serta peningkatan SDM Industri nasional.   

Menperin menjelaskan, saat ini, Rencana Induk Pengembangan Industri (RIPIN) 2015-2035 tengah direvisi untuk mendukung target Indonesia menjadi negara industri tangguh yang bercirikan struktur industri nasional yang kuat, berdaya saing global, berbasis inovasi dan teknologi.

Untuk mewujudkannya, ada target-target yang harus dicapai, baik dalam jangka menengah maupun panjang, meliputi pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 6,4% pada 2025, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB sebesar 19,2% (2025), dan kontribusi ekspor produk industri pengolahan nonmigas terhadap total ekspor sebesar 78% (2025). 

"Dengan kondisi ini, diharapkan kontribusi sektor industri terhadap PDB dapat semakin meningkat,” terang Agus.

Untuk menghasilkan rencana aksi yang strategis dalam meningkatkan kembali daya saing dan produktivitas sektor industri, Menperin menyelenggarakan Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2023 beserta jajarannya. 

Salah satu yang diharapkan adalah membawa kontribusi sektor industri terhadap PDB hingga kembali mencapai 20%. Selanjutnya, memperdalam struktur industri dengan mengisi pohon industri, sehingga meningkatkan partisipasi industri Tanah Air dalam Global Value Chain (GVC).

Berdasarkan hasil pembahasan dalam rapat kerja, Agus menyimpulkan setidaknya terdapat enam langkah yang perlu dijalankan. 

Pertama, pentingnya menentukan fokus dan prioritas penting dalam menjalankan industrialisasi melalui hilirisasi. Kedua, menentukan target dengan tepat sehingga dapat menentukan langkah yang strategis dan efektif untuk mencapainya. 

"Ketiga, mendorong agar jasa industri turut diperhitungkan sebagai kontributor PDB karena merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari sektor industri,” ujar Agus.

Keempat, akselerasi implementasi industri 4.0. Upaya ini merupakan cara agar industri dapat bekerja dengan lebih efisien, yang mendukung penurunan biaya produksi, sehingga meningkatkan daya saing.

Kelima, mengambil langkah-langkah out of the box dan mengevaluasi relevansi kebijakan yang telah berjalan. Keenam, meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan Kementerian/Lembaga serta stakeholder terkait untuk menentukan kebijakan yang tepat dan memberikan kemudahan bagi sektor industri. 

Seluruh upaya tersebut juga bertujuan untuk menjaga optimisme para pelaku bisnis akan kondisi usaha enam bulan ke depan, yang mencapai 66,2% dari hasil survei IKI. 

"Para pelaku usaha optimis karena percaya bahwa pasar global akan segera pulih dan meyakini kebijakan pemerintah dapat mendukung bisnis tetap kondusif. Mari kita jaga dan buktikan optimisme tersebut,” pungkas Agus. (NIA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement