Komitmen inklusivitas itu menjadi semakin nyata melalui rangkaian pelatihan yang dijalankan PNM sepanjang tahun. Di berbagai kota seperti Semarang, Makassar, Denpasar, Balikpapan, dll, ratusan penyandang disabilitas diberi ruang untuk belajar, mengasah potensi, dan mengembangkan kemampuan yang mereka miliki.
Dimulai dari Madani Vokasi Akademi yakni pelatihan barista yang membuka peluang bekerja di coffee shop, pelatihan membuat kue, hingga Program Bahasa Inggris bersama aplikasi BAHASO yang diikuti rautsan siswa-siswi dari YPAC dan SLBN 01 Jakarta menjadi jembatan bagi mereka untuk melihat masa depan dengan lebih cerah. Data per Desember 2025, tahun ini sebanyak 465 penyandang disabilitas merasakan manfaat program, dengan pendekatan pembelajaran yang inklusif, hangat, dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap peserta.
Salah satu peserta pelatihan barista dari Bekasi, menuturkan perasaan yang sulit ia sembunyikan. “Dulu saya sering merasa tidak percaya diri. Tapi di sini, saya merasa didengarkan, diajari dengan sabar, dan dihargai. Sekarang saya bisa bikin kopi dan sedang magang di coffee shop.” ujarnya dengan mata berbinar.
Dari sisi perusahaan, Sekretaris Perusahaan PT PNM, Lalu Dodot Patria Ary mengungkapkan bahwa yang dilakukan PNM bukan sekadar menjalankan program TJSL melalui PNM Peduli, melainkan kepedulian yang lahir dari hati. “Setiap manusia membawa potensinya masing-masing. Tugas kami adalah memastikan pintu itu terbuka dan jalannya terang. Itulah yang PNM yakini, untuk selalu tumbuh bersama dan memberikan kepedulian agar menjadi inspirasi bagi yang lainnya” ujar Dodot.
(Shifa Nurhaliza Putri)