IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan investasi di industri petrokimia - bahan baku plastik senilai USD31,41 miliar atau setara Rp508,6 triliun terancam mundur.
Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin Reni Yanita mengatakan, terancamnya investasi itu disebabkan oleh terganggunya komponen bahan baku yang masuk ke RI. Belum lagi membanjirnya produk jadi impor juga mengikis ceruk pasar di dalam negeri, sehingga investor mempertimbangkan ulang rencana investasinya.
"Jadi memang rencananya proyek industri kimia sampai dengan tahun 2030 hampir mencapai USD 31,4 miliar terbagi untuk beberapa proyek," kata Reni dalam media briefing di Kementerian Perindustrian, Senin (8/7/2024).
Dalam paparannya, Reni merinci rencana investasi itu terdiri dari PT Chandra Asri Perkasa dengan rencana investasi senilai Rp63,1 triliun atau setara USD5 miliar, PT Lotte Chemical Indonesia dengan proyeksi investasi USD4 miliar, PT Sulfindo Adiusaha senilai USD193 juta.
Selain itu ada investasi dari Pertamina-Polytama Propindo 2 dengan nilai investasi USD322 juta, Proyek Olefin TPPI Tuban dengan proyeksi investasi USD3,9 miliar, dan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) dengan proyeksi investasi USD16,5 - 18 miliar.
"Jadi melihat kebijakan kita yang saat ini, dari target investasi USD31,4 miliar sampai 2030, mungkin akan banyak terkoreksi," kata dia.