IDXChannel - Jagat maya sedang digegerkan dengan tema resesi yang belakangan naik daun. Mulai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani, bilang bahwa tahun depan kondisi ekonomi global akan ‘gelap’.
Jika melirik yang terjadi di beberapa negara di belahan dunia, kondisinya memang cukup mengkhawatirkan. Negara-negara maju mulai kehilangan taring ekonominya, sebut saja Inggris, Jerman, hingga Amerika Serikat (AS) yang menghadapi inflasi tinggi dan krisis energi.
Di Asia, tiga negara ekonomi utama seperti China, Korea Selatan, hingga Jepang juga menghadapi permasalahan serupa.
IMF dalam analisis terbarunya menyebutkan Inflasi global diperkirakan akan meningkat dari 4,7% di tahun 2021 menjadi 8,8% pada tahun 2022. Tetapi akan menurun menjadi 6,5% pada tahun 2023 dan menjadi 4,1% pada tahun 2024.
Namun, wacana resesi ini tak sedikit menyebabkan kepanikan baik di kalangan pengusaha dan pekerja.
‘Fearmongering’ Isu Resesi
Beberapa pejabat publik RI terpantau konsisten dan kompak menyerukan resesi sebagai ancaman ekonomi tahun depan.
Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan baru-baru ini mengatakan kepada awak media kondisi ekonomi dunia bakal gelap tahun depan. Menurutnya, dunia sedang berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
“Ekonomi dunia tahun depan, memang semua lembaga-lembaga internasional menyampaikan dalam posisi yang tidak baik. Dalam posisi yang lebih gelap," katanya, dikutip Senin (3/10/2022).
Di kesempatan konferensi pers APBN KiTa, Senin (27/9), Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati juga menyebutkan ekonomi dunia akan masuk jurang resesi di tahun 2023.
Kondisi ini seiring tren kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan sebagian besar bank sentral di dunia secara bersamaan.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga menyebut kondisi ekonomi global pada tahun depan 2023 diramal buruk. Kondisi ini menurutnya bakal berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara maju, apalagi negara berkembang.
"Ekonomi global tahun 2023 kalau boleh izinkan saya untuk mengatakan gelap, tidak ada tanda-tanda kehidupan yang cerah dihadapan kita," kata Bahlil dalam Orasi Ilmiah di Universitas Cendrawasih melalui kanal YouTube BKPM, Kamis (6/10/2022)
Teranyar, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan bahwa dunia akan segera mengahadapi perfect storm, termasuk Indonesia.
Oleh sebab itu, Luhut meminta untuk seluruh masyarakat dan pemerintah untuk selalu waspada dalam menghadapi kondisi hal itu.
"Perfect Storm itu, menurut saya hampir semua bisa terjadi kepada negara-negara di dunia ini. Jadi kita harus waspada itu," katanya dalam acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Adapun Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar juga mengatakan hal serupa.
"Ekonomi global saat ini seperti layaknya badai. Hanya memang banyak yang bertanya apakah ini topan, typhoon, atau perfect storm. Nampaknya perfect storm yang paling kuat probabilitasnya ke depan. Dalam konteks ekonomi global, ini artinya 3 hal menjadi satu," ujarnya di Jakarta, Selasa (11/10/2022).