Sebagai catatan, Powell dan para pejabat Fed sebelumnya meyakini tingkat inflasi di AS hanya bersifat sementara. Hal ini menurut Bhima memberi sinyal kuat bahwa penyesuaian suku bunga -untuk merespons inflasi- dapat ditunda hingga tahun depan.
"Terkait kenaikan suku bunga The Fed apakah bisa lebih cepat dari perkiraan awal? Powell masih cukup yakin kenaikan inflasi hanya temporer, sehingga penyesuaian suku bunga bisa lebih ditunda hingga 2022," lanjutnya.
Lantas, bagaimana dampaknya terhadap dapur perekonomian Republik Indonesia?
Pada penutupan pasar sore ini, nilai mata uang Rupiah mengalami tekanan -8 poin di level Rp14.258, sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup terpuruk -0,68% di 6.677,876.
Namun, pelemahan keduanya sore ini bukanlah suatu sinyal yang dapat semakin memperburuk pasar mengingat sejumlah sentimen makro dalam negeri masih menjadi jangkar penyangga perekonomian domestik.
"Tentu efek penunjukkan Powell tetap dicermati dampaknya terhadap Indonesia. Stabilitas nilai tukar rupiah masih mungkin alami tekanan, meski sementara ini hanya kecil," tutur Bhima sembari memberikan saran kepada pemerintah dan pelaku usaha untuk mengambil kesempatan ini.