Tarno juga mengatakan omset resto yang ia kelola mengalami penurunan sebesar 80 persen. Hal ini dinilai berat sebagai pelaku usaha dalam menjalani bisnis. Terlebih gaji karyawan kerap terganggu lantaran pendapatan yang tidak stabil ditengah pandemi Covid-19.
"Namanya orang usahakan omset ya mau nggak mau kan dampaknya itu, ke karyawan, terus untuk omset turunnya itu luar biasa sekitar 80 persen mas. Dari kemarin kok belum ada kelonggaran khususnya untuk restoran itu. Untuk pengurangan karyawan saat ini nggak ada mas, cuma nanti kan untuk gaji ya setidaknya berkurang lah mas gitu," imbuhya.
Senada dengan Tarno, Adam selaku manajer kafe dan resto Depok, Jawa Barat, mengeluhkan pendapatan sepanjang PPKM berlangsung. Lantaran itu, Adam mengaku terpaksa mengurangi jumlah karyawan yang bekerja dalam sehari. Kendati demikian, dirinya menyebut tetap harus mematuhi peraturan pemerintah guna menekan angka Covid-19.
"Ya saya sih selaku pengusaha dibidang resto ya mau nggak mau harus mengikuti peraturan dari pemerintah. Tapi ya sangat disayangkan sih kalau dari sisi bisnis. Karena kan dibawah kita ini ada beberapa karyawan yang harus mencari nafkah. Dari sisi usaha sendiri yang pasti kerugian akan makin bertambah, karena kita tidak bisa usaha sebagaimana normalnya," ujar Adam manajer Beranda Coffe, Depok.
Adam juga menambahkan resto yang dikelolanya ini tetap mematuhi aturan yang berlaku. Selain tidak menerima pengunjung untuk makan diruangan, dia juga menerapkan penjualan secara daring.