IDXChannel - Sektor ritel merupakan salah satu yang selalu mengalami peningkatan ketika masuk bulan ramadan. Banyak masyarakat mengunjungi ritel modern ketika mulai memasuki lebaran.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Fernando Repi mengatakan dengan adanya kenaikan PPN menjadi 11% diprediksikan justru akan memperlambatnya pertumbuhan sektor ritel, meskipun momentum kenaikan tahunan yaitu lembaran.
Menurutnya dengan adanya hari besar kegamaan pada tahun ini, Aprindo memprediksikan pertumbuhan ritel tahun ini bisa tembus di angka 5 sampai 6%.
"Tapi dengan adanya kenaikan ini target tersebut agak pesimis untuk kita capai, hanya sekitar 4% sampai 4,2%," ujar Fernando Repi dalam Market Review IDXChanel Selasa (5/4/2022).
Menurutnya penerapan PPN menjadi 11% bukan lah menjadi masalah, namun momentum penerapannya yang menurut Fernando kurang tepat untuk dilakukan saat ini.
"Ya mungkin bisa ditarik lagi lah, lebih lama lagi (diterapkan PPN 11%), misal bulan Agustus yang biasanya konsumsi masyarakat sedang tinggi," lanjutnya.
Menurut Fernando momentum ramadhan ini sebenarnya menjadi kesempatan sektor ritel setelah 2 tahun lebih pandemi tidak ada lebaran dan banyak pembatasan yang membuat uang masyarakat sulit keluar.
"Sebarnya kita berharap setelah 2 tahun terpuruk pandemi tentu pada tahun ini bisa ada penaikakn, terutama sektor ritel, seperti kita lihat pandemi sudah bisa terkendali, dan masyarakat juga sudah bisa melakukan aktivitasnya," tutur Fernando.
"Kita berharap pemerintah bisa memberikan kelonggaran bagi kenaikan ppn di sektor ritel, terutama untuk kebutuhan pokok," pungkasnya.
(NDA)