“Perjanjian ini akan membuka pasar baru, menciptakan lebih banyak peluang di sektor-sektor kunci seperti pertanian, otomotif, jasa, dan lainnya. Memperkuat rantai pasok untuk bahan baku penting yang sangat dibutuhkan dalam transisi energi dan digital.”
“Dan yang lebih penting, kami tidak hanya menginginkan pasokan yang aman, tetapi juga yang bertanggung jawab. Ini berarti: menghormati lingkungan, menghormati masyarakat lokal, dan fokus yang kuat pada penciptaan lapangan kerja yang layak dan nilai tambah lokal.”
Dengan total gabungan pasar sebesar 730 juta jiwa antara Indonesia dan Uni Eropa, implementasi IEU-CEPA dinilai akan menjadi game changer dalam hubungan perdagangan kedua kawasan.
“Indonesia adalah salah satu ekonomi terbesar di dunia, dengan PDB sebesar €1,2 triliun. Bersama-sama, kita mewakili pasar dengan total 730 juta orang,” kata Ursula.
Prabowo berharap implementasi perjanjian ini dapat ditandatangani kembali di Brussels dalam waktu dekat, sebagai simbol komitmen jangka panjang kedua pihak.